Jumat, 20 Desember 2013

Jika Sebuah Amalan Bid'ah Dianggap Hasanah, Hasanah Menurut Siapa ??




Foto: Jika Sebuah Amalan Bid'ah Dianggap Hasanah, Hasanah
 Menurut Siapa ??


“Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”(HR. Ad Darimi , atsar Abdullah bin Mas’ud)

Sejumlah jawaban direkayasa, sejumlah dalilpun dipaksakan, demi melegalkan bid’ah yang dianggapnya sebuah kebaikan (hasanah), dan juga demi memberanikan orang2 agar ikut-ikutan melakukannya.

Pertanyannya :

==> Apakah memang ada bid'ah hasanah ???
==> Darimana sih istilah bid'ah hasanah ini ???
==> Jika sebuah amalan bid'ah dianggap hasanah, hasanah menurut siapa ??????

Pertanyaan2 tersebut terkait langsung dengan Islam, yang oleh karenanya membutuhkan jawaban yang merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits sebagaimana dipahami para sahabat dan para salaf yang merupakan sumber kebenaran dalam Islam.

Yakinlah, jawaban2 yang hanya bersifat logika dan akal2an tidak akan dapat menguak kebenaran dalam permasalahan Islam. Sebab selogis apapun sebuah jawaban tetap saja ia spekulatif dan relatif, yang sudah pasti dapat dipatahkan dengan hal yang sama (logika) juga. Lebih-lebih apabila jawaban-jawaban logis tadi kontaradiktif dengan dalil-dalil yang syar’i.


BID'AH HASANAH, istilah ini sering sekali kita dengar dari para pengusung amalan bid'ah semisal tahlilan, yasinan, maulidan, dan perkara-perkara (bid'ah) agama lainnya. Yang sebenarnya istilah ini adalah istilah yang sama sekali tidak ada asalnya dari Qur'an wa Sunnah. Dan istilah inipun sangat penuh dengan kerancuan.

Kenapa ?????

Maka kita bisa menjawabnya dengan mudah, yakni bahwasanya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka."

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan serta menerangkan bahwa setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempat di neraka. Lalu dari mana asalnya kok sekarang tiba2 ada istilah bid'ah hasanah ?????

Dan, jika memang ada bid'ah hasanah, maka apakah ada kesesatan yang baik ?????

Harus dicamkan bahwa : 

- Bid'ah Rasul katakan sesat.
- Dan kesesatan Rasul katakan tempatnya di neraka.
- Sedangkan hasanah adalah baik.

Maka jika ada istilah bid'ah yang hasanah, maka apakah ada kesesatan yang baik ?????

Jika seandainya pun ada bid'ah yang (dianggap) hasanah, maka hasanah menurut siapa ???? Hayooo menurut siapa ????

Menurut saya ??
Menurut anda ??
Menurut habib ??
Menurut ustadz ??
Menurut kyai ??
Menurut semua orang ??
Menurut masing2 orang ??
Menurut masing2 kelompok ??
Atau menurut siapa ???????

Lantas, jika terjadi perbedaan cara pandang dalam memaknai istilah "hasanah"  tsb, lantas kita mengikuti siapa ?????

Kita ambil contoh :

Seseorang (baca : orang awam) shalat dengan 2 (dua bahasa) Arab dan Indonesia, seperti yang pernah terjadi di Indonesia. Jika kemudian dianggapnya amalan tsb adalah sebuah kebaikan (hasanah), dengan alasan (misalnya) agar shalatnya tersebut dapat dipahami dengan baik, biar lebih khusyu', dan alasan yang lainnya.. Lantas apakah ini bisa dikategorikan sebagai bid'ah hasanah ????? Bukankah itu menurut logika juga baik (hasanah) ???

Lalu jika seseorang memperingati hari lahirnya (baca : Natal = Maulud) para Nabi selain Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam.. Diperbolehkan kah ????

Misalnya saja, ummat Islam merayakan hari lahirnya Nabi Isa, atau Nabi Musa, atau Nabi Ibrahim, atau Nabi Nabi lainnya, dan ia pun beranggapan bahwa Nabi Nabi tsb adalah juga merupakan Nabi utusan Allah 'Azza wa Jalla dan wajib mengimani Nabi Nabi tsb.. Maka apakah boleh baginya menganggap baik perbuatan tersebut dan memasukkannya dan atau dikategorikan sebagai bid'ah hasanah ???? Bukankah hal2 tsb adalah baik / hasanah ????? Boleh nggak ????

Jikalau memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad adalah dianggap perkara yang baik, maka alasan apa untuk tidak mengatakan dan menganggap baik peringatan dan perayaan Nabi lainnya ?????

Contoh lain :

Jika seseorang beranggapan bahwa shalat Shubuh 5 raka'at adalah baik, dan menganggapnya sebagai bid'ah hasanah. Apakah hal ini dapat dibenarkan ?????

Atau adzan saat shalat Ied, untuk menyeru semua orang agar datang dan berkumpul saat shalat Ied. Boleh juga dong ????? Ini kan juga hasanah ????

Atau ada orang yang baca Qur'an, dzikir, shalawat, sambil diiringi musik disco, rock n roll, blues, atau jazz. Boleh dong ??? Ini kan juga baik ??? Bisa nambah semangat dalam berdzikir lho.. Pasti anak2 muda pada banyak yang suka tuh..

Trus dzikirnya pun sambil salto, kayang, atau sambil cakar2 kuburan, nampar2 pipi, atau jedotin kepala ketembok dlsb, dengan keyakinan itu semua dilakukan untuk menambah kemantapan dan kekhusu'an dalam mengamalkannya. Boleh gak ????

Dan semua amalan tsb berdalih bahwa semua itu dianggapnya sebagai kebaikan (hasanah). Serta berdalih bahwa tidak ada larangan dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam. Boleh nggak ????

Dari setiap contoh diatas, maka pastilah setiap orang pun akan berbeda cara pandangnya :

Ada yang berkata ini hasabah atau sebaliknya itu dholalah, sebagian lain akan berkata sebaliknya, beda2 deh pokoknya..

Sebagian contoh di atas adalah contoh kecil dari perbedaan dalam cara pandang tentang hasanah :

Hasanah menurut anda maka belum tentu hasanah menurut saya.

Pun sebaliknya :

Hasanah menurut saya belum tentu hasanah menurut anda.

Karena itu kita bertanya kepada pelaku bid'ah hasanah :

Istilah ini, yaitu istilah bid'ah hasanah, sebenernya hasanah menurut siapa ?????

Dan seandainya jika terjadi perbedaan cara memandang, maka harus dikembalikan kepada siapa ????

Jika kalian (baca : pelaku bid'ah hasanah) menjawab :

"Hasanah menurut syari'at yang dibawa oleh Rasulullah."

Maka kita harus katakan :

"Hasanah yang dibawa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan meninggalkan bid'ah sebab beliau telah bersabda : "Seburuk-buruk perkara adalah bid'ah"

Juga sabda Beliau : "Setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka." [1]

Bahkan, Beliau shallallahu alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa bid'ah adalah lawan (bertolak belakang) dari ajaran Beliau shallallahu alaihi wa sallam (sunnah).

Beliau katakan sunnah adalah SEBAIK2 tuntunan..
Dan Beliau tegaskan bahwa bid'ah adalan SEBURUK2 perkara. Baca ini : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=439475049442414&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

Clear ?????

Bagi saudara kita yang tunduk patuh akan sabda Nabi bahwa semua bid'ah adalah sesat tentu hal ini sudah clear.

Namun bagi saudara kita yang meyakini adanya bid'ah yang baik, selamanya hal ini gak akan pernah clear. Gimana mau jelas, lha wong dalam menentukan sebuah amalan itu hasanah menurut siapa (saja) tidak jelas (??)

[Silahkan jawab (baca : renungkan) pertanyaan2 dalam contoh2 kasus diatas]

Kemudian, ketika pelaku bid'ah mulai kebingungan, lantas mulai mencari-cari dalil (baca : dalih) untuk melegalkan bid'ah hasanah, akhirnya mereka pun menukil-nukil perkataan ulama yang kira-kira sesuai (baca : untuk dipaksakan) dengan keinginan mereka.

Seperti perkataan Imam asy-Syafi'i rahimahullaahu ta'ala tentang pembagian bid'ah [2], atau juga perkataan Umar bin Khathab radhiyaallhu anhu tentang taraweh [3], atau Utsman bin Affan radhiyallahu anhu yang adzan jum'at dua kali [4] Atau ada juga yang berdalih penulisan Qur'an yang dianggap bid'ah. [5] De el el..

Padahal, perkataan2 tsb sama sekali tidak bisa dijadikan hujjah akan legalnya bid'ah hasanah.

[Silahkan baca sanggahan2 (baca : penjelasannya) mengenai perkataan2 para ulama yang dijadikan dalih (baca : dijadikan syubhat) tsb dalam "Foot Note"]

Wallahu Ta'ala A'lam Bish-showaab.

___________

Foot Note :

1. Silahkan baca dalil dan hujjahnya dsini : http://khansa.heck.in/adakah-bidah-hasanah-2.xhtml

2. Baca disini penjelasannya : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=503350476388204&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

3. Sebaik2 bid'ah..?? Baca disini : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=430037853719467&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

4. Adzan jum'at dua kali ada dalilnya, namun tetap yang lebih utama adalah satu kali : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=447433171979935&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

5. Penulisan Qur'an : http://www.facebook.com/notes/membedah-bidah/syubhat-syubhat-para-pendukung-bidah-hasanah-pengumpulanpenulisan-al-quran/429931727063413

Allaah lah tempat bermohon untuk melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kaum muslimin semua, taufiq untuk berpegang teguh dengan sunnah dan konsisten kepada ajarannya, serta waspada terhadap hal-hal yang bertentangan dengannya, karena hanya Allah lah Maha Pemberi dan Maha Mulia.

Semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada hamba-Nya dan RasulNya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya. Aamiin..

[Repost dari tulisan lama]



[AK]






Jika Sebuah Amalan Bid'ah Dianggap Hasanah, Hasanah Menurut Siapa ??


“Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”(HR. Ad Darimi , atsar Abdullah bin Mas’ud)

Sejumlah jawaban direkayasa, sejumlah dalilpun dipaksakan, demi melegalkan bid’ah yang dianggapnya sebuah kebaikan (hasanah), dan juga demi memberanikan orang2 agar ikut-ikutan melakukannya.

Pertanyannya :

==> Apakah memang ada bid'ah hasanah ???
==> Darimana sih istilah bid'ah hasanah ini ???
==> Jika sebuah amalan bid'ah dianggap hasanah, hasanah menurut siapa ??????

Pertanyaan2 tersebut terkait langsung dengan Islam, yang oleh karenanya membutuhkan jawaban yang merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits sebagaimana dipahami para sahabat dan para salaf yang merupakan sumber kebenaran dalam Islam.

Yakinlah, jawaban2 yang hanya bersifat logika dan akal2an tidak akan dapat menguak kebenaran dalam permasalahan Islam. Sebab selogis apapun sebuah jawaban tetap saja ia spekulatif dan relatif, yang sudah pasti dapat dipatahkan dengan hal yang sama (logika) juga. Lebih-lebih apabila jawaban-jawaban logis tadi kontaradiktif dengan dalil-dalil yang syar’i.


BID'AH HASANAH, istilah ini sering sekali kita dengar dari para pengusung amalan bid'ah semisal tahlilan, yasinan, maulidan, dan perkara-perkara (bid'ah) agama lainnya. Yang sebenarnya istilah ini adalah istilah yang sama sekali tidak ada asalnya dari Qur'an wa Sunnah. Dan istilah inipun sangat penuh dengan kerancuan.

Kenapa ?????

Maka kita bisa menjawabnya dengan mudah, yakni bahwasanya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka."

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan serta menerangkan bahwa setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempat di neraka. Lalu dari mana asalnya kok sekarang tiba2 ada istilah bid'ah hasanah ?????

Dan, jika memang ada bid'ah hasanah, maka apakah ada kesesatan yang baik ?????

Harus dicamkan bahwa :

- Bid'ah Rasul katakan sesat.
- Dan kesesatan Rasul katakan tempatnya di neraka.
- Sedangkan hasanah adalah baik.

Maka jika ada istilah bid'ah yang hasanah, maka apakah ada kesesatan yang baik ?????

Jika seandainya pun ada bid'ah yang (dianggap) hasanah, maka hasanah menurut siapa ???? Hayooo menurut siapa ????

Menurut saya ??
Menurut anda ??
Menurut habib ??
Menurut ustadz ??
Menurut kyai ??
Menurut semua orang ??
Menurut masing2 orang ??
Menurut masing2 kelompok ??
Atau menurut siapa ???????

Lantas, jika terjadi perbedaan cara pandang dalam memaknai istilah "hasanah" tsb, lantas kita mengikuti siapa ?????

Kita ambil contoh :

Seseorang (baca : orang awam) shalat dengan 2 (dua bahasa) Arab dan Indonesia, seperti yang pernah terjadi di Indonesia. Jika kemudian dianggapnya amalan tsb adalah sebuah kebaikan (hasanah), dengan alasan (misalnya) agar shalatnya tersebut dapat dipahami dengan baik, biar lebih khusyu', dan alasan yang lainnya.. Lantas apakah ini bisa dikategorikan sebagai bid'ah hasanah ????? Bukankah itu menurut logika juga baik (hasanah) ???

Lalu jika seseorang memperingati hari lahirnya (baca : Natal = Maulud) para Nabi selain Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam.. Diperbolehkan kah ????

Misalnya saja, ummat Islam merayakan hari lahirnya Nabi Isa, atau Nabi Musa, atau Nabi Ibrahim, atau Nabi Nabi lainnya, dan ia pun beranggapan bahwa Nabi Nabi tsb adalah juga merupakan Nabi utusan Allah 'Azza wa Jalla dan wajib mengimani Nabi Nabi tsb.. Maka apakah boleh baginya menganggap baik perbuatan tersebut dan memasukkannya dan atau dikategorikan sebagai bid'ah hasanah ???? Bukankah hal2 tsb adalah baik / hasanah ????? Boleh nggak ????

Jikalau memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad adalah dianggap perkara yang baik, maka alasan apa untuk tidak mengatakan dan menganggap baik peringatan dan perayaan Nabi lainnya ?????

Contoh lain :

Jika seseorang beranggapan bahwa shalat Shubuh 5 raka'at adalah baik, dan menganggapnya sebagai bid'ah hasanah. Apakah hal ini dapat dibenarkan ?????

Atau adzan saat shalat Ied, untuk menyeru semua orang agar datang dan berkumpul saat shalat Ied. Boleh juga dong ????? Ini kan juga hasanah ????

Atau ada orang yang baca Qur'an, dzikir, shalawat, sambil diiringi musik disco, rock n roll, blues, atau jazz. Boleh dong ??? Ini kan juga baik ??? Bisa nambah semangat dalam berdzikir lho.. Pasti anak2 muda pada banyak yang suka tuh..

Trus dzikirnya pun sambil salto, kayang, atau sambil cakar2 kuburan, nampar2 pipi, atau jedotin kepala ketembok dlsb, dengan keyakinan itu semua dilakukan untuk menambah kemantapan dan kekhusu'an dalam mengamalkannya. Boleh gak ????

Dan semua amalan tsb berdalih bahwa semua itu dianggapnya sebagai kebaikan (hasanah). Serta berdalih bahwa tidak ada larangan dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam. Boleh nggak ????

Dari setiap contoh diatas, maka pastilah setiap orang pun akan berbeda cara pandangnya :

Ada yang berkata ini hasabah atau sebaliknya itu dholalah, sebagian lain akan berkata sebaliknya, beda2 deh pokoknya..

Sebagian contoh di atas adalah contoh kecil dari perbedaan dalam cara pandang tentang hasanah :

Hasanah menurut anda maka belum tentu hasanah menurut saya.

Pun sebaliknya :

Hasanah menurut saya belum tentu hasanah menurut anda.

Karena itu kita bertanya kepada pelaku bid'ah hasanah :

Istilah ini, yaitu istilah bid'ah hasanah, sebenernya hasanah menurut siapa ?????

Dan seandainya jika terjadi perbedaan cara memandang, maka harus dikembalikan kepada siapa ????

Jika kalian (baca : pelaku bid'ah hasanah) menjawab :

"Hasanah menurut syari'at yang dibawa oleh Rasulullah."

Maka kita harus katakan :

"Hasanah yang dibawa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan meninggalkan bid'ah sebab beliau telah bersabda : "Seburuk-buruk perkara adalah bid'ah"

Juga sabda Beliau : "Setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka." [1]

Bahkan, Beliau shallallahu alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa bid'ah adalah lawan (bertolak belakang) dari ajaran Beliau shallallahu alaihi wa sallam (sunnah).

Beliau katakan sunnah adalah SEBAIK2 tuntunan..
Dan Beliau tegaskan bahwa bid'ah adalan SEBURUK2 perkara. Baca ini : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=439475049442414&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

Clear ?????

Bagi saudara kita yang tunduk patuh akan sabda Nabi bahwa semua bid'ah adalah sesat tentu hal ini sudah clear.

Namun bagi saudara kita yang meyakini adanya bid'ah yang baik, selamanya hal ini gak akan pernah clear. Gimana mau jelas, lha wong dalam menentukan sebuah amalan itu hasanah menurut siapa (saja) tidak jelas (??)

[Silahkan jawab (baca : renungkan) pertanyaan2 dalam contoh2 kasus diatas]

Kemudian, ketika pelaku bid'ah mulai kebingungan, lantas mulai mencari-cari dalil (baca : dalih) untuk melegalkan bid'ah hasanah, akhirnya mereka pun menukil-nukil perkataan ulama yang kira-kira sesuai (baca : untuk dipaksakan) dengan keinginan mereka.

Seperti perkataan Imam asy-Syafi'i rahimahullaahu ta'ala tentang pembagian bid'ah [2], atau juga perkataan Umar bin Khathab radhiyaallhu anhu tentang taraweh [3], atau Utsman bin Affan radhiyallahu anhu yang adzan jum'at dua kali [4] Atau ada juga yang berdalih penulisan Qur'an yang dianggap bid'ah. [5] De el el..

Padahal, perkataan2 tsb sama sekali tidak bisa dijadikan hujjah akan legalnya bid'ah hasanah.

[Silahkan baca sanggahan2 (baca : penjelasannya) mengenai perkataan2 para ulama yang dijadikan dalih (baca : dijadikan syubhat) tsb dalam "Foot Note"]

Wallahu Ta'ala A'lam Bish-showaab.

___________

Foot Note :

1. Silahkan baca dalil dan hujjahnya dsini : http://khansa.heck.in/adakah-bidah-hasanah-2.xhtml

2. Baca disini penjelasannya : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=503350476388204&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

3. Sebaik2 bid'ah..?? Baca disini : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=430037853719467&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

4. Adzan jum'at dua kali ada dalilnya, namun tetap yang lebih utama adalah satu kali : http://m.facebook.com/photo.php?fbid=447433171979935&id=297399790316608&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&refid=56

5. Penulisan Qur'an : http://www.facebook.com/notes/membedah-bidah/syubhat-syubhat-para-pendukung-bidah-hasanah-pengumpulanpenulisan-al-quran/429931727063413

Allaah lah tempat bermohon untuk melimpahkan taufiq-Nya kepada kita dan kaum muslimin semua, taufiq untuk berpegang teguh dengan sunnah dan konsisten kepada ajarannya, serta waspada terhadap hal-hal yang bertentangan dengannya, karena hanya Allah lah Maha Pemberi dan Maha Mulia.

Semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada hamba-Nya dan RasulNya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya. Aamiin..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar